
Mengenal Manfaat dan Potensi Tanaman Gambir di IP2SIP Laing Solok
Instalasi Pengujian dan Penerapan Standar Instrumen Pertanian (IP2SIP) Laing Solok BPSI TROA merupakan tempat dikembangkannya tanaman rempah, obat dan aromatik, salah satunya yaitu tanaman gambir (Uncaria gambir). Tanaman gambir termasuk dalam keluarga Rubiaceae, yang memiliki nilai ekonomi dan manfaat kesehatan yang sangat tinggi. Gambir telah lama dikenal sebagai salah satu sumber bioaktif utama yang digunakan di berbagai sektor, mulai dari farmasi hingga industri.
Gambir merupakan tanaman tropis yang dimanfaatkan terutama dari ekstrak daun dan rantingnya. Proses ekstraksi gambir dimulai dengan perebusan daun dan ranting, yang kemudian menghasilkan getah. Getah ini kaya akan senyawa bioaktif, terutama katekin. Katekin merupakan antioksidan kuat yang berperan penting dalam menangkal radikal bebas, sehingga memberikan manfaat perlindungan bagi tubuh. Secara ilmiah, katekin juga terbukti memiliki aktivitas antidiabetes, hepatoprotektor, serta sifat antimikroba yang bermanfaat untuk kesehatan kulit, seperti mengatasi jerawat.
Manfaat tanaman gambir meluas hingga ke dunia farmasi, di mana ekstrak ini digunakan sebagai bahan campuran obat luka bakar, diare, sakit kepala, dan sariawan. Tidak hanya itu, senyawa dalam gambir juga memiliki fungsi penting dalam industri, termasuk sebagai bahan baku pengawet, pewarna alami, dan bahan dalam industri tekstil. Dengan aplikasi yang begitu beragam, gambir memiliki potensi ekonomi yang signifikan, baik di pasar domestik maupun internasional.
Secara ekologis, gambir merupakan tanaman yang memerlukan kondisi lingkungan yang spesifik. Tanaman ini tumbuh optimal di daerah dengan ketinggian hingga 900 meter di atas permukaan laut, suhu 22–33°C, dan intensitas cahaya matahari yang cukup. Drainase tanah yang baik menjadi syarat penting untuk pertumbuhan gambir, karena tanaman ini tidak toleran terhadap genangan air. Kondisi ini memastikan akar tanaman tetap sehat dan terhindar dari kerusakan akibat akumulasi air.
Keunggulan tanaman gambir tidak hanya terletak pada manfaatnya bagi kesehatan dan industri, tetapi juga pada potensi ekologis dan ekonomisnya. Sebagai salah satu komoditas unggulan, pengembangan tanaman gambir di pusat koleksi seperti IP2SIP Laing Solok memberikan kontribusi signifikan terhadap konservasi sumber daya hayati sekaligus membuka peluang inovasi di berbagai sektor.
Terdapat tiga varietas tanaman gambir yang dibudidayakan di IP2SIP Laing, yaitu pertama, varietas Cubadak dengan karakteristik daunnya berwarna hijau muda, memiliki kadar katekin 61,74 – 70,89 % dengan rendemen 6,0 – 6,5%. Kedua, varietas Riau, dengan karakteristik daunnya berwarna hijau sedikit lebih tua, memiliki kadar katekin 63,34 – 70,23% dengan rendemen 5,5 – 6 %, serta ketiga yaitu varietas udang dengan karakteristik daunnya berwarna hijau tua campur kemerah-merahan, memiliki kadar katekin 60,42 - 65,15 % dengan rendemen 6,5 – 7 %.
Tanaman gambir pada umumnya diperbanyak secara generatif, yaitu melalui biji yang terlebih dahulu disemaikan dengan prosedur khusus untuk menghasilkan bahan tanaman dengan kemampuan tumbuh yang lebih baik. Biji gambir yang digunakan untuk pembiakan berasal dari buah gambir yang telah matang pada tanaman induknya.